Kamis, 26 September 2013

Musim Dengan Sejuta Cerita #TerimakasihPersija


Tak terasa, ISL musim kompetisi 2012/2013 telah berakhir. Persija pun telah menyelesaikan laga ke 32 nya melawan Mitra Kukar, walau berakhir dengan kekalahan 2-0, dan menempati posisi ke 11 dalam klasemen. Begitu banyak cerita yang ditorehkan di musim ini. Baik itu cerita-cerita suka, duka, haru, maupun mengecewakan.
Tentu masih lekat dalam ingatan kita semua bagaimana Persija mengarungi musim ini dengan terpincang-pincang. Bagaimana kita semua dikejutkan oleh tidak dipanggilnya nama-nama sekelas Bambang Pamungkas, serta Andritany di putaran pertama yang tidak memperkuat Persija.
Bahkan saya masih ingat saat saya menangis terisak-isak pada 19/1 dini hari saat mengetahui kapten kebanggan kita semua tak lagi memperkuat Persija musim ini. Dan bagaimana kekalahan rasanya sudah sangat melekat di tubuh tim kebanggan Ibukota pada putaran pertama musim ini, sampai-sampai kata-kata #salamdegradasi dari “fans” tertunda begitu gencar diteriakan. Padahal, kita sama-sama tahu, Persija adalah tim yang meraih gelar juara terbanyak sejak zaman perserikatan, dan satu-satunya im yang belum pernah terdegradasi.
Singkat cerita, putaran pertama telah berlalu. Cerita-cerita yang meninggalkan ‘luka’ telah kita lewati bersama. Persija mendapatkan sedikit angin segar di putaran kedua dengan masuknya beberapa pemain pilar seperti M. Ilham, Pacho Kenmogne, Andritany, Rohit Chand, dan Alfarizi. Ditambah lagi dengan pergantian kursi kepelatihan dari Iwan Setiawan ke Benny Dollo.
Bendol – begitu sapaan akrabnya, perlahan-lahan membawa Macan kami bangun, kembali memiliki ‘taring’ nya, kembali ‘mengaum’ walau tentu belum dengan hasil yang maksimal. Tetapi, menempati papan tengah dengan segala permasalahan yang didera sepanjang musim ini adalah suatu hasil yang luar biasa membanggakan, yang saya yakin hanya Persija yang bisa melaluinya.
Kini, musim kompetisi 2012/2013 telah berakhir. Meninggalkan sejuta cerita yang tak mungkin bisa kita lupakan. Musim yang paling menguras segala emosi yang ada. Musim yang haru. Musim yang menegangkan. Musim yang menyesakkan. Tetapi juga musim yang membanggakan. Ah, rasanya tak ada kata-kata yang pantas untuk menggambarkan perjuangan Persija di musim ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh punggawa Persija Jakarta untuk semua tetes keringat yang telah kalian berikan kepada tim kebanggaan kita semua. Untuk penampilan-penampilan terbaik yang saya tau telah kalian lakukan dengan hati, sebagai bentuk rasa cinta dan kebanggaan mengenakan lambang Monas di dada. Tak lupa juga kepada Bendol, yang telah mengembalikan ‘nyawa’ Macan Kemayoran.
Terimakasih untuk segala cerita indah dan haru yang telah sama-sama kita ukir di musim ini. Semoga tahun depan kita dapat kembali berjumpa, kembali berjuang bersama, tentu dengan kekuatan sepenuhnya, dan dapat kembali meraih gelar juara yang sudah sama-sama kita rindukan sejak lama. Sampai jumpa tahun depan, Persija. Kami tentu akan sangat merindukan berada di Gelora Bung Karno menyanyikan chant-chant kebanggaan saat kalian berlaga.
Tak sabar rasanya melihat kalian mengangkat piala di Ibukota. Semoga tahun depan saatnya! #2014Wish

Tidak ada komentar:

Posting Komentar